Rabu, 08 April 2009

SPIRIT OF FARISI

Siapapun tergoda untuk meninggikan diri sekaligus merendahkan orang lain. Itulah hakekat semua generasi manusia pewaris dosa. Lebih tidak menguntungkan lagi jika sikap demikian menjadi konsep dalam ibadah. Selama berdoa, orang Farisi itu memejamkan mata, tetapi secara kenyataan mereka akan melirik sambil mengarahkan telunjuk kepada kesalahan orang lain. Di bawah ini beberapa karakter orang Farisi:

-                      Tidak senang melihat orang lain senang.

-                      Kesenangan orang Farisi adalah membanggakan dirinya sendiri dan merendahkan orang lain.

-                      Memaksa Allah memberi penilaian yang baik atas diri mereka sendiri.

-                      Memaksa Allah memberi penilaian yang tidak baik atas orang lain.

-                      Menonjolkan diri dengan melukai hati sesama.

Karakter atau sifat-sifat seperti ini seringkali muncul dalam kehidupan setiap orang, mereka suka menunjukan kesalahan orang lain, padahal kemungkinan kesalahannya lebih besar. Sebagai orang Kristen kita tidak boleh memiliki sifat-sifat demikian. Ingatlah dalam kehidupan sehari-hari kita bukanlah orang yang sempurna dan dalam kehidupan ibadah kita pun kita seringkali mengalami jatuh bangun. Cara yang terbaik untuk membangun karakter kita adalah kita harus datang kepada Allah seperti pemungut cukai yang menghadap Allah, dengan mengakui dosa dan kelemahan, serta mohon pengampunan. Hidup kita harus dipenuhi oleh hati yang merendahkan diri, haus akan curahan kuasa surgawi, dan kerinduan untuk “memuaskan Dia” bukan demi kepuasan diri sendiri.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar